indogambler.com

Rabu, Februari 23, 2005

Babylon Evil!

BAGIAN PERTAMA: EMPAT PILAR BERPIKIR

1. FOCUS: ‘DARI ORANG TERKAYA DI BABYLONIA’

Pernahkah Anda mengalami hal seperti ini: Anda mengalami minggu yang sangat sibuk. Jadwal Anda telah tersusun dengan sangat padat, sehingga cukup mengherankan bahwa masih ada waktu untuk bernafas. Beberapa orang yang mencoba membuat janji dengan Anda harus Anda tolak karena tidak ada waktu lagi.

Kemudian tiba-tiba Anda menerima telpon dari seorang teman lama yang tinggal di kota lain. Sudah cukup lama kalian tidak bertemu dan ia kebetulan sedang mengadakan kunjungan singkat ke kota Anda. Ia mengajak untuk bertemu pada suatu waktu yang ditentukan. Ia juga telah menghubungi teman-teman lama yang lain sehingga pertemuan ini akan menjadi suatu reuni kecil-kecilan.

Anda melihat kembali ke dalam agenda. Setelah mempertimbangkan berbagai kemungkinan, Anda lalu menelpon beberapa orang untuk membatalkan atau mengubah janji. Tiba-tiba Anda mempunyai waktu untuk diberikan bagi teman Anda.

Pernahkah hal ini terjadi? Atau hal yang serupa dengan itu?

Yang terjadi sebenarnya adalah: pada saat seseorang berkata, “Saya tidak punya waktu untuk melakukan ‘X’, ia sebenarnya berkata, “Saya tidak menaruh ‘X’ dalam prioritas saya”.

Pada jaman sekarang ini, sering kita mendengar orang berkata “Saya tidak punya cukup waktu. Dua puluh empat jam sehari tidak cukup”. Kita melihat laju kehidupan yang sangat tinggi di kota besar. Setiap orang bergegas, mengebut dalam berkendara, dan enggan untuk antri. Adalah suatu kontradiksi yang sangat menarik, bahwa saya telah bertemu dengan banyak orang yang juga berkata, ”Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan sepulang kerja”.

Di satu sisi, tidak ada cukup waktu. Di sisi lain, waktu berlimpah, sehingga orang tidak tahu lagi apa yang harus dikerjakan untuk menghabiskan waktunya sepulang kerja. (Alasan mengapa orang menjadi workaholic?)

Sekali lagi, ini adalah masalah prioritas. Jika melakukan ‘X’ tidak ada dalam prioritas kita (karena hal itu tidak menyenangkan), maka kita tidak akan pernah punya waktu untuk melakukan ‘X’, bahkan ketika kita bingung harus melakukan apa untuk menghabiskan waktu.

Sebenarnya, pada bahasan yang lebih mendalam (daripada sekedar masalah prioritas), kontradiksi ini sebenarnya bisa merupakan gejala dari tidak adanya impian:

yang dikejar
yang dipercayai bisa dicapai dalam kurun waktu tertentu
Saya akan membahas ini secara tersendiri dalam bagian kedua dari milis ini, setelah potongan puzzlenya telah saya berikan secara lengkap.

Seperti halnya waktu, uang juga merupakan sumber daya yang terbatas. (paling tidak, bagi sebagian besar dari kita) Jadi kalau kita berkata “Saya tidak punya kelebihan uang untuk berinvestasi/membangun asset”, sebenarnya kita berkata bahwa membangun asset tidak ada dalam daftar prioritas kita saat ini.

[Contoh] ‘P’ adalah seorang mahasiswa. Saat ditanya soal berinvestasi, jawabannya bisa seperti berikut:

- “Wah, saya khan belum bekerja. Masih mengandalkan uang saku dari orang tua.

Nantilah, setelah saya bekerja.”

- Setelah P lulus dan mendapat pekerjaan pertamanya, “Saya masih mau bersenang-senang dan menikmati hidup. Saya masih muda, tidak mau ambil pusing memikirkan hal-hal finansial seperti itu. Nanti, beberapa tahun lagi saya akan melakukannya”

- Beberapa tahun kemudian….”Saya ingin membangun asset dan berinvestasi. Tapi kebutuhan saya banyak sekali, saya akan segera menikah”

- Dan beberapa tahun lagi….”Sebenarnya sih, saya kepingin. Tapi biaya hidup sekarang tinggi sekali. Saya baru saja dikaruniai seorang anak. Tahukah Anda berapa mahalnya biaya melahirkan sekarang?”

- Dan kemudian…”Wah bagaimana ya? Soalnya anak saya akan segera bersekolah. Kelihatannya pengeluaran saya akan menjadi pas dengan apa yang saya dapatkan. Darimana lagi saya bisa menyisihkan uang untuk berinvestasi?”

Selama Anda tidak menaruh sesuatu dalam prioritas Anda, selalu akan ada hal lain, alasan lain, mengapa hal itu tidak bisa dilakukan.


Dalam bukunya yang sangat laris terjual, ‘Orang Terkaya di Babylonia’, George Clason mengajarkan prinsip-prinsip pengelolaan uang. Saya merekomendasikan Anda untuk membaca buku ini. Bahkan jika Anda tidak suka membaca, buku ini akan menarik bagi Anda, karena prinsip-prinsipnya diajarkan dalam bentuk cerita.

Salah satu prinsip dalam buku ini adalah: sisihkanlah selalu sebagian dari penghasilan Anda, katakanlah 10%. Jangan pernah menghabiskan seluruh penghasilan Anda.

Untuk apa?

Kita tidak pernah tahu, kapan kesempatan untuk berusaha/berinvestasi akan muncul. Namun, lebih sering daripada tidak, saat kesempatan itu muncul, akan ada modal yang harus kita miliki. Inti dari selalu menyisihkan sebagian dari penghasilan kita adalah agar kita siap, saat kesempatan itu muncul.

George Clason juga menulis bahwa, jika kita belajar menyisihkan 10% dari penghasilan kita, kita tidak akan merasakan perubahan yang berarti dalam kualitas (baca: gaya) hidup kita. Renungkanlah hal ini dalam keuangan pribadi Anda. Saya yakin bahwa 90 dalam 100 kasus, hal ini adalah benar.

Mungkin saat ini Anda benar-benar merasa tidak bisa menyisihkan apapun, misalnya karena Anda sedang mencicil rumah/mobil. Penghasilan dan pengeluaran benar-benar pas. Apa yang bisa Anda lakukan?

Tuliskanlah kapan Anda bisa memulai (tanggal yang tepat), yaitu saat cicilan itu selesai. Tuliskanlah berapa banyak yang bisa Anda sisihkan mulai tanggal tersebut. Ini sangat penting.

The mere act of writing something down gives additional commitment to actually do it when the time comes.

Apa lagi yang bisa Anda lakukan dalam hal ini?

Tetaplah buka mata dan telinga Anda lebar-lebar terhadap kesempatan-kesempatan yang ada. Tetaplah mencari informasi bagi kemungkinan-kemungkinan usaha/berinvestasi yang ada.

Mengapa?

Jika Anda sungguh-sungguh melihat suatu peluang yang sangat bagus, Anda bisa menjadi sangat antusias. Tiba-tiba secara ajaib akan ada jalan untuk mempercepat mulainya pembangunan asset Anda. Tiba-tiba prioritas Anda berubah. Antara lain, Anda bisa:

- menekan pengeluaran Anda (karena pengeluaran tertentu sekarang kalah prioritas dibandingkan dengan memulai membangun asset dengan peluang yang sangat bagus ini)

- menambah penghasilan Anda (kerja tambahan yang Anda tidak sukai? Mungkin akan Anda lakukan untuk sementara untuk bisa menangkap peluang ini)

Sekali lagi, semuanya adalah masalah PRIORITAS.

Ingatlah, ada perbedaan yang sangat besar antara nol dan bukan nol. Nol dikali berapapun selalu nol. Sebaliknya bahkan jika Anda hanya bisa menyisihkan jumlah yang kecil dan tidak berarti, dalam jangka waktu panjang, akumulasinya akan sangat jauh dari titik nol.

Tentu ada pengecualian bagi bahasan di atas.

Saya juga sering mendengar orang berkata “Tapi, apa gunanya punya banyak asset dan uang, kalau kita tidak menikmati hidup, kalau kita (sedikit) mengencangkan ikat pinggang. Bukankah uang juga ada untuk dinikmati? Mengapa saya harus bersusah-susah menyisihkan uang?”

Tidak untuk seterusnya hal ini harus Anda lakukan. Ini hanyalah langkah awal untuk memulai permainan. The real game hasn’t begun yet.

Pernahkan anda mendengar tentang John D. Rockefeller? Ia adalah salah seorang terkaya yang pernah hidup. Pada tahun 1913, kekayaannya ditaksir bernilai 900 juta dollar. (Mungkin Anda dapat menghitung, berapa miliar dollar equivalentnya pada tahun 2005 ini)

Rockefeller juga mulai dengan menyisihkan uangnya. Selanjutnya?

Saya akan membahas hal ini secara lebih lengkap pekan depan (termasuk juga pengecualian bagi bahasan di atas. Dapatkah Anda menebak pengecualian ini?). Kita akan mengikuti jejak Rockefeller. Kita akan mulai dengan menyisihkan uang, lalu membangun asset “SEBAGAIMANA ROCKEFELLER MELAKUKANNYA”.


***************************************************

2. HEDGING, ASURANSI DAN INVESTASI(2)

Kita telah membahas bagaimana menggabungkan asuransi dan investasi sebenarnya merupakan suatu strategi hedging. Dalam ezine edisi I, saya memberikan contoh hal ini bagi kasus seorang karyawan. Berikut adalah contoh lainnya.

[CONTOH2] ‘R’ adalah seorang milyarder muda. Dari assetnya yang bernilai 1 milliar, setiap tahun ia bisa mendapatkan return 30%. Ia bisa memilih untuk melakukan 1 dari kedua hal berikut:

- menambahkan seluruh return 30% ke dalam assetnya. (berarti 300 juta dalam tahun pertama) Tahun demi tahun, hal ini terus terjadi dan ia akan mempunyai nilai kekayaan yang luar biasa.

- Membagi returnnya sebagai berikut: 60 juta rupiah per tahun disisihkannya untuk asuransi/investasi, sisanya (berarti 240 juta dalam tahun pertama) tetap ditambahkan ke dalam assetnya.

Sekali lagi, strategi kedua merupakan hedging. Tentunya melakukan pilihan kedua akan memberikan nilai kekayaan dibawah pilihan kesatu, tetapi ‘R’ akan terjamin, ke arah manapun angin berubah. Situasi baik ataupun jelek. Sakit ataupun sehat.

Apa bedanya dengan seorang karyawan? Banyak. Opportunity cost bagi seorang milyarder jauh lebih besar daripada karyawan. (Opportunity cost adalah biaya tidak nyata berupa hilangnya kesempatan untuk menghasilkan. Seorang milyarder yang bekerja dalam 1 jam dapat menghasilkan jauh lebih banyak dari seorang karyawan yang juga bekerja dalam 1 jam.)

Dengan asset 1 milyarnya, ‘R’ ibarat mempunyai seekor angsa yang bertelur emas baginya. (telur emasnya dalam hal ini adalah return 30%nya) Angsa inilah yang tidak dimiliki oleh karyawan. ‘R’ harus mencegah jangan sampai ia harus membunuh angsanya. Artinya? Ia harus mencegah jangan sampai sesuatu terjadi yang membuat ia membutuhkan cashflow dalam jumlah besar. Hal ini bisa berarti bahwa ia harus menjual asetnya, (jadi dalam hal ini, membunuh angsanya). Saya akan membahas angsa emas ini secara lebih detil pada e-zine edisi ke 7, saat saya membahas mengenai financial freedom.

Kira-kira hal buruk apa yang bisa membuat ‘R’ membutuhkan cashflow dalam jumlah besar (jadi, jumlah yang besar bahkan bagi seorang miliarder)? Banyak contoh, misalnya kebakaran yang melanda assetnya, atau sakit serius. Tidak ada limit bagi biaya yang harus dikeluarkan dalam hal ini. (Keluarga Sukma Ayu menghabiskan miliaran rupiah untuk biaya perawatan Sukma Ayu selama beberapa bulan)

Bagi seorang miliarder seperti ‘R’, menyisihkan sebagian kecil returnnya untuk melakukan hedging adalah ibarat menyisihkan sebagian kecil telur emasnya untuk membeli makanan terbaik dan menyediakan fasilitas terbaik bagi angsanya. Ia harus menjaga jangan sampai angsanya sakit atau mati.

0 Comment:

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar anda, atau tamba informasi anda jika ada.

 

Chat With Girls

Sumber Dana

Term of Use

Semua bebas di copy paste tanpa syarat dan ketentuan apapun, semua artikel tidak perlu anda percaya anggap saja dongeng mitos atau apapun itu menurut anda. Karena jika anda percaya kehidupan anda akan berubah, perkumpulan rahasia or secret societies akan terus memburu anda dan berkata semua ini hanya kebohongan.
Copyright © 2004-2009 by Bisnis Manado