Perang Hittin merupakan perang yang menjadi titik balik dominasi kaum muslim di Yerusalem. Kejeniusan dan kepemimpinan sultan Salahuddin (Saladin) sangat tercermin dalam perang ini. Kekalahan pasukan Kristen di perang ini, memicu kedatangan Raja Richard dari Inggris dan melengkapi episode legendaris perang salib.
Saladin merasa sudah saatnya kaum Kristen diusir dari tanah Muslim. Seruan Saladin mendapat sambutan yang luarbiasa. Ribuan kavaleri dan infanteri membanjiri Damaskus dari seluruh penjuru kerajaan. Damaskus penuh sesak oleh prajurit-prajurit dan bendera-bendera yang berkibar, dikelilingi oleh ribuan tenda yang menjadi tempat berteduh para prajurit. Untuk pertamakali selama berabad-abad, kaum Muslim memobilisasi secara penuh untuk jihad dengan efektif. Kaum Muslim terlihat siap dan mampu untuk menghancurkan pasukan Kristen
Pada tahun 1183, Saladin memulai gerakannya untuk membebaskan Palestina dari tentara Salib. Pasukan Saladin menyeberangi Yordania dan menyerbu Galilea. Guy dari Lusignan, yang kini menjadi wali Kerajaan Yerusalem, segera saja memobilisasi tentaranya. Kedua pasukan kemudian berkemah berhadap-hadapan di kolam Goliath.
Kelompok elang (pro perang) mendesak untuk segera menyerang. Usulan kelompok elang ini ditentang oleh Baldwin yang memerintahkan untuk bertahan. Tindakan menyerang Saladin lebih dulu adalah konyol mengingat jumlah pasukan Saladin yang jauh lebih besar dibandingkan tentara Salib. Walau menang jumlah, Saladin tidak akan mampu mempertahankan keberadaan pasukannya dalam waktu lama di lingkungan yang tidak ramah. Para tentara Muslim ini harus pulang untuk memanen hasil pertaniannya.
Saladin sebenarnya sudah memancing tentara Kristen untuk bertempur, tapi mereka tetap tenang sehingga memaksa Saladin dan pasukannya untuk mundur. Saladin kemudian menyerukan jihad besar-besaran melawan kaum Kristen.
Saladin kemudian memasang jebakan dan berdoa agar kaum Kristen bisa masuk dalam perangkapnya. Pada tanggal 1 Juli, Saladin membawa pasukannya melalui Yordania menuju Galilea. Setengah pasukan berkemah di dekat danau dan setengahnya lagi menyerang Tiberias yang dapat direbut hanya dalam waktu 1 jam pertempuran.
Saat itu Raymund dan anaknya tengah berada di Sephoria, sedangkan istrinya masih di rumahnya di Tiberias. Para pimpinan orang Kristen di Sephoria berdebat, apa yang harus mereka lakukan. Kelompok elang mengusulkan untuk langsung menyerang dan kelompok merpati yang dipimpin oleh Raymund mengusulkan untuk bertahan. Raymund tahu rencana Saladin. Walaupun Tiberias adalah kotanya sendiri, Raymund rela kehilangan untuk sementara waktu. Raymund juga tidak mengkhawatirkan keselamatan istri dan penduduk Tiberias karena perilaku Saladin yang penuh welas asih. Paling-paling mereka dibawa ke Damaskus dan bisa ditebus di lain hari.
Saladin, banyak memenangi peperangan dengan cara licik seperti ini dan di bilang oleh tentara salib bahwa dia tidaklah ksatria. Di mana dia mempunyai intelejen yang sangat bagus, dan bisa mengetahui saat lawan lemah lalu menjebaknya.
Seperti biasa, Raja Guy bimbang memutuskan jalan mana yang harus ditempuh. Guy kemudian mendengarkan Gerard yang berhasil melarikan diri dari serangan bodoh bunuh dirinya di Cresson. Gerard mencerca Raymund yang sudah dianggapnya sebagai pengkhianat. Guy memerintahkan pasukannya untuk berbaris menuju Tiberias. Orang Kristen sudah masuk jebakan yang dipasang oleh Saladin.
Tentara Kristen berjalan menyeberangi lembah-lembah Galilea dalam musim panas yang terik. Mereka terbebani oleh pakaian dan peralatan tempur yang berat. Perjalanan yang seharusnya memakan waktu beberapa jam akhirnya harus ditempuh seharian. Saladin mengirimkan pemanah-pemanah jitu untuk mengikuti mereka dari kejauhan, mengincar tentara-tentara yang terpisah sendirian.
Saladin juga sudah mengeringkan mata air dan sumur yang akan dilewati tentara Kristen sehingga banyak diantara tentara Kristen ini menjadi setengah gila karena kehausan. Akhirnya mereka tiba di Galilea dengan kondisi yang sangat lelah dan menyadari bahwa perkemahan pasukan Muslim telah menutup akses mereka ke sumber air. Beberapa baron mendesak Raja Guy untuk bergerak merebut danau dari Saladin, tapi rupanya Raja Guy memutuskan berkemah semalam karena merasa kasihan melihat penderitaan prajuritnya seharian. Tentara Kristen berkemah di lereng dekat lembah yang disebut dengan Tanduk Hittin, tempat Yesus mengkhotbahkan agama damai dalam Khotbah Di atas Bukit. Tentara Kristen menyangka akan ada satu mata air di lereng bukit tersebut, tapi sesampainya di sana satu-satunya sumur itu pun sudah kering.
Malam itu pasukan Salib tidak bisa tidur karena kekurangan air. Beberapa orang karena kebodohannya menuruni plateau mencari air, untuk kemudian menerima nasib malang mereka, ditangkap dan dihabisi oleh pasukan muslim. Untuk menambah penderitaan yang sudah ada pasukan muslim membakar rerumputan dan belukar yang ada disekitar perkemahan pasukan Salib. Seluruh kawasan perbukitan itu menyala terbakar menambah udara panas yang sudah tidak tertahankan, api menjilati tepi-tepi perkemahan dan pasukan berzirah justru yang paling menderita.
Belum lagi suara sorak sorai dari pasukan Muslim yang makin menambah turunnya mental tentara Kristen. Malam itu adalah salah satu dari 10 malam terakhir Ramadhan, yang bisa saja adalah malam lailatul qodar, malam yang lebih baik dari seribu bulan dan menjadikan ajang untuk membunuh yang dia anggap suci karena atas nama Tuhan terlebih di hari yang di anggap suci. Sebelum malam berakhir, Saladin memerintahkan pasukannya untuk menyebar secara diam-diam mengepung perkemahan tentara Kristen. Setelah fajar menyingsing, pasukan Muslim langsung mengepung perkemahan tentara Kristen.
Begitu ketat pengepungan itu, sejarawan dari pasukan Salib menuliskan di dalam catatannya, “Bahkan kucing pun tidak akan dapat lolos dari jerat itu.” Ketika fajar menyingsing, serunai dari pasukan muslim berbunyi menandakan serbuan dimulai. Pasukan Salib yang terkepung menyerang dengan membabi-buta. Melihat pasukan Kristen menyerang, pasukan Salahuddin tidak membalas. Mereka malah membuka barisan mereka membentuk huruf “U” membiarkan pasukan Salib lewat. Begitu bukaan itu ditutup kembali, maka pasukan Salib itu menemukan ajal mereka.
Pasukan infanteri Kristen yang panik dan hanya memikirkan air, bergerak turun setelah melihat kilauan air laut Galilea. Mereka kemudian dihalau oleh pasukan Muslim dan menimbulkan banyak korban yang mati dengan mulut menghitam karena kehausan. Pasukan kavaleri pimpinan Raymund berhasil menembus kepungan pasukan Muslim, tetapi kepungan kembali rapat setelah Raymund berhasil keluar sehingga pasukan kavalerinya terpisah dengan pasukan induknya. Raymund berhasil lolos dan terhindar dari kematian. Balian dari Ibelin juga menjadi salah satu pemimpin Kristen yang lolos. Walaupun kepungan sangat ketat, konon karena keajaiban dari malaikat Tuhan maka mereka lolos.
Kavaleri pasukan Muslim terus menyerang perkemahan tentara Kristen dan akhirnya Saladin dan anaknya Al-Afdlal melihat kemah Raja Kerajaan Yerusalem Guy, tempat sang raja berlindung, telah roboh rata dengan tanah. Al-Afdlal berkata, “Ayahku kemudian turun dari pelana kuda dan kemudian bersujud di tanah, bersyukur kepada Allah dengan tangis kebahagiaan.” Tentara Kristen kalah telak, dan Kerajaan Kristen Yerusalem telah tumpas. Saladin berhasil mengusir tentara salib dari bumi Palestina.
Setelah pertempuran berakhir, Saladin mempunyai dua tawanan penting yang langsung dibawa ke tendanya yaitu Raja Guy dan Reynauld. Kedua tawanan itu benar-benar sudah kelelahan dan putus asa karena kehausan. Saladin memberikan sekantung air yang diberi es dari salju gunung Hermon kepada Raja Guy yang kemudian meminumnya. Setelah puas, Raja Guy memberikan kantung air kepada Reynauld. Ketika Reynauld akan meminumnya, Saladin menegaskan bahwa dia tidak mengizinkan Reynauld untuk ikut meminum. Sudah menjadi kebiasaan bangsa Arab waktu itu untuk tidak membunuh lelaki yang telah diberi makan dan minum olehnya.
Teringat akan sumpahnya untuk membunuh Reynauld dengan tangannya sendiri karena begitu banyaknya kejahatan Reynauld terhadap kaum Muslim, Saladin kemudian memenggal kepala Reynauld dan menyeret mayatnya di ke Raja Guy yang ketakutan setengah mati. Kepada Guy, Saladin dengan tersenyum berkata bahwa seorang raja tak akan membunuh raja yang lain. Saladin kemudian menjelaskan dengan baik-baik bahwa Reynauld dipenggal karena kejahatan-kejahatannya yang begitu besar. Raja Guy kemudian dibawa ke Damaskus dan tak lama kemudian dibebaskan.
Disini begitu jelas Saladin sanga amat bijaksana. Dia tau yang menyebabkan perang bukan agama. Tapi uang dimana Yerusalem di jadikan tempat bisnis dari tentara salib. Dan menjadikan bank di sana di bawah ordo Templar.
Kisah ini begitu terkenal karena dengan sempurna menggambarkan sikap Saladin yang penuh welas asih. Ini adalah hal baru dalam sebuah perang suci menurut pandangan orang Kristen. Saladin tidak ingin membantai seluruh orang Kristen tanpa pandang bulu, sebagaimana orang Kristen dengan semangat Yoshua menaklukkan Palestina yang membantai seluruh kaum kanaan, filistin. Kejadian ini telah membuktikan bahwa semangat jihad fi sabilillah tidak akan membabibuta membunuh semua musuhnya, bahkan ada aturan-aturan yang sangat ketat di dalamnya.
Walau tak semua orang Kristen dibunuh, Saladin membunuh semua ksatria dari Ksatria Kuil (Knights of Templar) dan semua ordo-ordo militer karena merekalah yang paling berdedikasi untuk memerangi Islam selama ini. Jika orang-orang seperti Reynauld atau para ksatria ini dibebaskan, mereka pasti akan menghimpun kekuatan untuk kembali berbuat kejahatan terhadap kaum Muslim. Membunuhnya semua adalah sebuah tindakan penyelamatan.
Di dalam pasukan salib memang ordo Templar terkenal karena sistem perbankan yang mereka ciptakan. Dan juga bentuk penyembahan mereka kepada setan, disini lah akhirnya ordo Templar yang tadinya membela Kristus berubah menjadi Anti Kristus. Dan mereka juga di buruh oleh pemerintahan Kristen. Namun banyak juga yang lolos.
Kaum Kristen waktu itu betul-betul putus asa dan ketakutan. Ini cukup masuk akal. Beberapa ribu orang Kristen yang berkumpul di Yerusalem tak akan mampu menandingi kekuatan pasukan Muslim. Apalagi kesatuan-kesatuan militer yang solid sudah dihancurkan di pertempuran Hittin. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang sipil. Orang-orang Kristen sangat ketakutan jika Saladin akan membalas dendam dengan membantai semua orang Kristen.
Akan tetapi kenyataannya, dalam penaklukan ini tak seorang Kristen pun yang dibunuh dan tak ada penjarahan samasekali. Tebusan sengaja ditetapkan dengan amat rendah, namun tetap saja ribuan kaum miskin tak bisa membayarnya. Karena terharu akan penderitaan mereka, Saladin banyak membebaskan mereka dengan cuma-cuma yang membuat pencatat keuangan Saladin menderita akibat kemurahan hatinya. Saudara Saladin, Al-Adil meminta seribu orang untuk digunakan sendiri. Setelah diizinkan, Al-Adil yang juga tersentuh dengan penderitaan tawanan ini kemudian langsung membebaskan begitu saja di tempat.
Kaum Muslim waktu itu begitu terkejut menyaksikan begitu banyaknya kaum Kristen kaya yang melarikan diri dengan membawa harta benda mereka. Jika dikumpulkan sebenarnya harta itu bisa untuk menebus seluruh tawanan. Ketika Imaduddin melihat Uskup Agung Heraclius kabur dengan membawa kereta yang penuh harta, ia mendesak Saladin untuk menyita hartanya. Tapi Saladin menolaknya karena Al Qur’an menyatakan penting sekali untuk menaati sumpah dan perjanjian. Kata Saladin, “Orang Kristen di mana pun akan mengingat kebaikan yang telah kita lakukan kepadanya.
Begitu ia berada di Yerusalem, Saladin kemudian membersihkan tempat-tempat suci yang telah lama dicemari. Bait Allah (Temple Solomon) selama ini telah dijadikan markas besar Ksatria Kuil (Knights of Templar). Mereka membuat asrama di sekeliling Bait Allah dan menjadi sebagian Bait Allah menjadi gudang dan kakus. Di atas kubah batu, ada sebuah salib emas raksasa yang kemudian segera diturunkan. Ibnu Al-Atsir menulis, “Ketika mereka mencapai puncak, sebuah teriakan keras terdengar. Kaum Muslim meneriakkan Allahu akbar dalam kegembiraan mereka.” Di dalam masjid besar, batu besar tempat Ibrahim as mengikat Ishak dan tempat Rasullah SAW berpijak waktu Isra’ Miraj, ditutupi oleh orang-orang Kristen dengan marmer.
Setelah kehancuran bala-tentara Salib pada Perang Hittin dalam Perang Salib yang Ketiga mereka tinggal menguasai tiga kerajaan, yakni Tyre, Tripoli, dan Antiochia, dan sesudah itu bala-tentara Salib tidak mampu lagi menghimpun kekuatan yang berarti untuk merebut kembali Jerusalem.
Disini jelas selama ini para teroris yang mengatasnamakan Islam amat sangat salah, dan bisa di bilang mereka sebenarnya bukan umat Muslim yang benar. Tapi hanya di manfaatkan orang saja. Dimana mereka melakukan bom bunuh diri dan korbannya adalah orang tak berdosa.
Perlu diketahui tradisi bunuh diri ini sebenarnya di mulai dari asasin, hashasin di mana golongan ini dalam tentara muslim di bilang sesat.
7 Comment:
nama anak gw kalo laki, Insya Alloh harus Umar atw Saladin
tapi pada kenyataannya malah antara islam saling bunuh.. antara islam saling tikam...
antara islam saling buat BOM dan saling fitnah....
ini realitasnya...
realitasnya,,,,
pengen bikin kekuasaan dengan hukum islam di anggap pembrontak,,<==karto suwiryo bagi saya pejuang yg sbnarnya,, biasa penguasa punya cerita
gerilya hanya bisa di kalahkan dengan 1, perubahan pandangan masyarakat, sehingga masyarakat membenci/tdk mendukung/mencap jelex para gerilyawan
pengen berjihad, atau anti kebatilan di bilangnya kekerasan
aku pribadi ga benci sama pelaku bom bnuh diri
tapi aku benci amerika...
jalan'a dia semampu'a segitu,
islam tidak anti kekerasan, tapi anti kebatilan
hukum yang dibuat tuhan lebih baik dari hukum yang di buat manusia,,
ini cerita banyak dusta nya... . . . lebih kepada argumen orang yang kontra islam dan tidak mengerti islam. capek deh
Salahuddin al Ayubi dan Richard the Lionheart
Ada dua kesan yang menyebabkan Salahuddin dipandang sebagai Ksatria sejati, baik oleh kawan maupun lawan. Pertama adalah soal kepiawaiannya dalam taktik pertempuran. Kedua tentang kesalehan dan kemurahan hatinya.
Bulan Juli 1192, sepasukan Muslim menggerebek 12 tenda prajurit Kristen, termasuk tenda kerajaan Raja Richard I, di luar benteng Jaffa. Richard yang terusik segera bangun dan bersiap bertempur. Pasukannya kalah Jumlah, 1:4. Tak peduli, Richard berjalan kaki mengikuti pasukannya menyongsong musuh.
Salahuddin yang melihatnya, bergumam kepada al-Malik al-Adil saudaranya ,"Bagaimana mungkin seorang Raja berjalan Kaki bersama prajuritnya? Pergilah, Ambil dua Kuda Arab ini dan berikan padanya. Katakan padanya, aku yang mengirimkan untuknya. Seorang laki-laki sehebat dia tidak seharusnya berada di tempat seperti ini dengan berjalan kaki."
Fragmen diatas dicatat sejarawan Kristen dan Muslim sebagai salah satu pencapaian tertinggi Salahuddin sebagai seorang Ksatria.
4 Maret 1193 di Damaskus, Salahuddin meninggal dunia di Damaskus. Para pengurus jenazahnya sempat terperangah karena ternyata Salahuddin tak memiliki harta. Ia hanya mempunyai selembar kain kafan lusuhyang selalu dibawanya setiap perjalanan dan uang senilai 66 Dirham Nasirian (mata uang suriah waktu itu) di dalam kotak besinya. Untuk mengurus penguburan Panglima alim tersebut, mereka harus berhutang terlebih dahulu.
"Rajamu (Richard) adalah seorang laki-laki dengan keberanian dan kehormatan yang paling hebat. Tetapi dia sering bertindak gegabah dengan menempatkan dirinya dalam bahaya. Dia terlalu nekat dalam menghadapi Kehidupan"
Ucapan Salahuddin kepada Uskup Hubert Walter dari Salisbury diatas bisa menggambarkan secara tepat perjalanan Hidup Richard dari Aquitane.Selama hidupnya richard selalu ketagihan untuk bertempur dan bertempur. Ia sering maju memimpin sendiri pasukannya dalam pertempuran, tidak peduli pasukanyang di hadapi lebih kuat dari pasukannya.
Namanya perang apapun hasilnya adalah kesusahan, masih banyak hal yang lebih baik yang lain yang dapat dilakukan untuk sesama,
thanks,, banyak manfaat dari artikel ini...
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar anda, atau tamba informasi anda jika ada.