Sepekan lalu, terpidana bom Bali Amrozi, Mukhlas, dan Imam Samudera, dieksekusi mati. Serangkaian cerita, mengitari kematian ketiga bomber. Cerita yang mengarah pada pembangunan asumsi untuk menegaskan kesyahidan para pelaku bom.
Cerita tersebut muncul dari inner circle ketiga terpidana bom Bali I, baik oleh keluarga maupun para simpatisan tiga terpidana mati bom Bali. Cerita seperti terciumnya bau wangi di ketiga jenazah, burung gagak di atas rumah ketiga terpidana, hingga muka senyum di ketiga jenazah terpidana mati tersebut.
Cerita-cerita tersebut pada akhirnya dikaitkan dengan status kesyahidan ketiga terpidana mati. Artikel di muslimdaily.net menguatkan cerita soal kesyahidan ketiga terpidana.
Disebutkan tentang kesaksian para penakziah di rumah ibu Tariyem. Ketika keranda jenazah masuk dan kain penutup keranda dibuka, sontak tercium bau wangi yang menyebar ke seluruh ruangan. "Allahu Akbar. Itu bukan bau minyak wangi. Bukan. Tapi bau wangi dari asy syahid," ujar Abdul Rachim, salah seorang tamu yang melihat ketika kafan dibuka.
Tidak hanya itu, Rachim menegaskan, ketika kain penutup wajah Mukhlas di buka, terlihat jelas bulir-bulir keringat menempel di bagian muka. Kondisi yang sama yang terjadi dengan mereka yang masih hidup dan dalam kondisi kegerahan. Seakan Mukhlas merasakan kegerahan yang sama yang dengan kegerahan yang dialami oleh para pelayat.
Untuk memperkuat cerita-cerita tersebut, telah beredar di internet perihal wajah ketiga terpidana mati. Foto tersebut seakan menegaskan argumentasi kesyahidan ketiga pelaku bom Bali yang menewaskan 202 orang tersebut.
Guru besar ilmu syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Hasanudin AF menegaskan dalam Islam tidak ada soal penanda kesyahidan seseorang. “Sejak zaman nabi, tidak ada soal tanda-tanda kesyahdian seseorang seperti buruk gagak, dan bau wangi,” katanya
Menurut dia, kesyahidan bisa dilihat dari aspek dunia dan akhirat. Menurut dia, jika merujuk syahid era rasulullah, seseorang mati syahid ketika terlibat kontak fisik dalam membela Islam dan meninggal dalam peperangan. “Seperti para sahabat dulu, gugur dalam keadaan syahid, karena membela agama Allah,” jelasnya.
Terkait dengan cerita yang lebih dekat dengan mitos tersebut, menurut Hasan, hal tersebut adalah tidak benar dan tidak ada dalam literatur agama Islam. “Itu berita bohong yang mengada-ada. Hanya sebagai upaya untuk mendukung apa yang dilakukan oleh Amrozi cs,” katanya.
Terkait dengan pemahaman jihad yang dilakukan oleh Amrozi, menurut dia apa yang dilakukan Amrozi dan kawan-kawan telah merugikan banyak orang. “Jihad Amrozi cs dalam konteks apa,” katanya setengah bertanya.
Bila merujuk teks-teks al-Quran dan al-Hadits, jihad dilakukan dengan harta dan potensi diri yang dimiliki seseorang. Jihad melawan kemiskinan dan kebodohan adalah bagian jihad yang dianjurkan oleh Allah dan Islam. “Jihad dengan harta dan dengan potensi diri itulah yang dianjurkan oleh Islam,” katanya.
Bila merujuk perilaku keberagamaan kelompok Amrozi cs, tampaknya cerita-cerita seputar kesyahidan tiga bomber Bali tersebut seakan paradoksal dengan pemahaman keagamaan yang mereka anut selama ini. Pemahaman keagamaan yang cenderung tekstual, literalis, dan skripturalis yang mengarah pada puritanisme, tapi tiba-tiba saat ini memunculkan cerita yang menjurus mitos. Cerita burung gagak, bau wangi dan keringat di jenazah, sama saja menyebarkan kesesatan berpikir dalam memahami Islam.
1. Salah satu pelayat yang kebetulan ikut hadir di kediaman Hj. Tariyem adalah Ust. Abdul Rachim Ba'asyir. Menyaksikan bahwa ketika keranda jenasah masuk dan kain penutup keranda dibuka, sontak tercium bau wangi yang menyebar ke seluruh ruangan. Kejadian ini sempat membuat keheranan para pelayat, karena didalam ruangan yang sempit tersebut udara sangat pengap dan pengunjung berjubel dalam satu ruangan.
2. Selain itu, masih menurut Ust, Abdul Rachim, ketika kain penutup wajah dari Ust. Mukhlas di buka, terlihat jelas bulir-bulir keringat menempel di bagian muka. Kondisi yang sama yang terjadi dengan mereka yang masih hidup dan dalam kondisi kegerahan. Seakan Ust. Mukhlas merasakan kegerahan yang sama yang dengan kegerahan yang dialami oleh para pelayat beliau.
3. Sebagaimana dilansir oleh beberapa media nasional, seperti detik.com, nampak jelas terlihat fenomena datangnya tiga burung hitam di atas kediaman syuhada. Ketiga burung ini jelas bukan burung Gagak seperti yang banyak diberitakan di media, karena memiliki leher yang panjang. Mereka datang begitu saja berputar-putar selama kurang lebih tujuh menit, dan kemudian pergi berpencar. Dua burung hitam terbang ke arah Timur, mereka merepresentasikan diterimanya amalan jihad Ust Mukhlas dan Amrozi, dan satu burung hitam terbang ke Barat, sebagai pertanda syahid atas diri 'Mujahid Hacker' Imam Samudera.
4. Seperti penuturan adik kandung Imam Samudera, Lulu Jamaludin, kakaknya menampakkan keanehan ketika akan dimasukkan dalam liang lahat. Bau wangi juga tercium dari jenasah Imam. Selain itu luka bekas tembakan peluru tajam terus menerus mengalirkan darah segar. Aliran darah ini keluar seperti yang terjadi dengan seseorang yang masih hidup ketika terluka. Masih menurut Lulu juga, wajah kakaknya lebih bersih dan tampan dari biasanya.
5. Kabar terakhir baru saja diterima oleh salah satu kru muslimdaily.net. Beberapa hari yang lalu, tepatnya tiga hari setelah pemakaman Amrozi dan Ust. Mukhlas, keluarga Hj. Tariyem meminta beberapa orang untuk menjaga makam. Hal ini dilakukan untuk menghindari dan menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Beberapa diantara mereka yang ikut jaga adalah Sumarno, Baror, Rosyidin, Mashudi dan beberapa santri pondok Al Islam Tenggulun Lamongan. Mereka mengatakan mencium bau wangi keluar dari dalam kubur
Tentang burung Gagak burung pembawa maut
Saat pemakaman trio Bali bomber usai dieksekusi pekan lalu, banyak bermunculan kejadian tak biasa, yang dinilai sebagian kalangan sebagai pertanda bahwa Amrozi Cs itu telah mati syahid.
Memang dikabarkan ada kejadian aneh saat pemakaman tiga terpidana mati itu, yaitu munculnya tiga burung hitam yang seolah ikut menyambut dan mengantarkan ketiganya ke tempat peristirahatan terakhir.
Belum lagi kabar bahwa saat kafan Imam Samudra dibuka, seketika itu juga semerbak wangi muncul dari jasadnya.
Namun sejumlah ulama mengaku belum ada dalam Quran yang menyebutkan tanda-tanda orang yang mati syahid.
Tapi ketika sebagian kalangan menilai tiga terpidana mati kasus bom Bali itu mati syahid, sontak sebagian kalangan yang lain mematahkan penilain itu, karena Amrozi Cs itu telah mengakibatkan terbunuhnya muslim.
Menurut pandangan KH Sumarkan, dosen Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel Surabaya, Amrozi Cs telah melakukan pembunuhan karena di antara korban bom Bali I ada yang beragama Islam.
"Mereka (Amrozi cs) bukan mati syahid karena di antara yang meninggal itu ada yang beragama Islam," kata Sumarkan saat dihubungi, Sabtu (15/11).
Menurutnya, sesuai ajaran Islam sesorang tidak boleh membunuh namun diperbolehkan jika seseorang mempunyai kesalahan yang sama yaitu nyawa dibalas dengan nyawa. "Kenyataannya korban bom Bali tidak punya kesalahan," imbuhnya.
Sementara KH Ghazali Said, pengasuh pondok pesantren An-Nur Wonocolo Gang Mudin, mengatakan mati syahid mempunyai dua kriteria.
"Ada dua kreteria mati syahid yaitu mati syahid dunia (orang yang mati karena kena tabrak atau mati karena melahirkan) yang kedua mati syahid akhirat (mati karena berperang untuk menegakkan kalimat Allah)," terang KH Ghazali Said.
Sedangkan jika Amrozi masuk di antara salah satu kriteria tersebut, baru mereka itu dikatakan mati syahid.
"Warga di Bali itu termasuk Kafir Dzimmi yang seharusnya mendapat perlindungan dari umat Islam bukan malah dibunuh," ungkap KH Ghazali Zaid.
Dengan demikian Amrozi Cs pantas menerima hukuman dari pemerintah karena masuk kategori kerusuhan atau teroris, maka dari itu mereka harus menerima hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.
Burung gagak dikenal sebagai burung setan pembawa maut, diman setiap kedatangannya di tandai dengan kematian, burung gagak sangat senang sekali datang pada kematian penyihir, pembunuh, dan orang jahat lainnya. Begitulah menurut para ahli sufi.
Kekuatan Gaib pada makam Amrozi dan Mukhlas
'Daya pikat' duo bomber asal Tenggulun, Amrozi dan Mukhlas, memang luar biasa. Meski telah dieksekusi mati, Amrozi cs masih jadi 'rebutan'. Gundukan tanah makamnya kini jadi rebutan para peziarah.
Sejak dimakamkan pada 9 November lalu, makam Amrozi cs yang terletak di Sokoluro, Lamongan, Jawa Timur, memang tidak pernah sepi didatangi perziarah. Namun, kini beberapa orang yang datang tidak hanya sekadar mendoakan arwah Amrozi. Tanah kuburan tersebut juga ikut diangkut sebagai 'oleh-oleh'.
"Selama dua hari ini gundukan tanah yang di kuburan sudah habis diambil para tamu,” kata Ali Fauzi, adik Amrozi.
Dalam sehari, jumlah peziarah yang datang ke makam kedua kakaknya itu bisa mencapai 10-15 orang. Dan hampir semua peziarah mengambil tanah makam Amrozi dan Mukhlas yang dimakamkan berdampingan.
"Satu orang membawa dua kantong plastik. Kalau 15 orang saja berarti sudah 30 kantong tanah," ujar Fauzi.
Karena itu, kini makam Amrozi dan Mukhlas pun dijaga oleh belasan santri dan ustad. Pihak keluarga juga membangun sebuah gubuk yang berada di dekat makam kedua kakak beradik itu. Terlebih, kondisi makam sudah kembali seperti semula.
"Kami menjaga makam karena takut ada orang yang percaya takhayul dengan mengambil kafannya untuk ilmu kesaktian," katanya.
Dalam pandangan paranormal Permadi, fenomena mengambil tanah makam adalah hal biasa. Kalangan yang menganut kepercayaan tertentu adalah pihak yang kerap melakukan hal itu. "Memang kadang tanah itu bisa digunakan untuk jimat ataupun guna-guna," jelas Permadi
Pria yang kerap memakai pakaian serba hitam ini menjelaskan fenomena ini hanya akan muncul sesaat saja. Sebab, Amrozi cs telah digambarkan sebagai pahlawan. Padahal, tanah tersebut, dinilai Permadi, tidak ada gunanya.
"Ini pemahaman orang yang sangat dangkal karena Amrozi sebagai pahlawan dan tanahnya diambil untuk jimat. Mereka tidak mengerti apakah itu kuburan keramat atau bukan," tegas Permadi.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) M Ma'ruf Amin berpendapat tindakan sejumlah peziarah ini sudah termasuk syirik. Sebab dalam tuntunan Islam tidak ada suruhan untuk membawa tanah kuburan usai berziarah. Yang ada dalam tuntutan Islam hanya sekadar berziarah semata.
"Kalau tidak diluruskan pengambilan tanah kuburan itu bisa mengarah ke syirik," kata pria yang menjabat Ketua Komisi Fatwa MUI ini.
Di mata budayawan, Radhar Panca Dahana, adanya insiden ini membuktikan tingkat spiritualitas masyarakat Indonesia rendah. Alhasil, masyarakat secara gampang mengambil simbol atau sosok seseorang secara sembarangan.
"Pengambilan tanah kuburan Amrozi dan Mukhlas merupakan fenomena yang menggelikan. Itu adalah kebodohan kita. Apalagi, para pemimpin agama mengalami krisis, seperti soal perkawinan dan korupsi," kata Radhar.
Radhar menilai pemberitaan televisi mengenai Amrozi cs telah membuat masyarakat terkesima. Amrozi dan Mukhlas disoroti seputar kehidupannya termasuk masalah spiritualnya. Dan inilah yang menyebabkan Amrozi cs terkesan bukan manusia 'biasa'. "TV bertanggung jawab terhadap pendangkalan itu," tegas dia
MUI boleh saja tidak menyikapi fenomena ini secara khusus. Akan tetapi, memberikan penjelasan dan pemahaman mengenai tuntunan Islam terutama mengenai ziarah kubur hendaknya lebih gencar disosialisasikan. Sehingga fenomena miris seperti ini tidak perlu terjadi lagi.
Angka 911 Untuk Para Teroris
Angka 911 kerap dikaitkan dengan aksi teror. Pasalnya, sejumlah tragedi terorisme kerap terdapat angka 911 didalamnya. Sebut saja di antaranya tragedi pengeboman di World Trade Centre (WTC).
Sebagaimana diketahui, peristiwa yang menewaskan lebih dari 2.000 orang ini terjadi pada 11 September 2001. dari peristiwa itu, kerap disebut istilah tragedi 911, karena terjadi pada tanggal 11 bulan 9.
Selain itu, Indonesia juga pernah digegerkan dengan peristiwa ledakan bom di depan Kantor Kedubes Australia pada 9 September 2004. kendati tanggal dan bulan sama-sama angka 9, namun peristiwa tersebut terjadi sekira pukul 11.00 WIB. lagi-lagi melibatkan angka 911.
Kasus pengeboman di Jalan Rasuna Said, Jakarta, tersebut juga menimbulkan kontroversi lainnya. Dimana, pemerintah Indonesia telah mengidentifikasi jumlah korban sebanyak 9 orang. Namun, pemerintah Australia menyatakan bahwa korban ledakan tersebut berjumlah 11 orang.
Begitupun dengan Amrozi, Mukhlas, dan Imam Samudera. Ketiga pelaku pengeboman di Bali pada 12 Oktober 2002 ini telah dieksekusi pada tanggal 9 November kemarin. Dalam eksekusi tersebut, muncul pula angka 911, karena pada tanggal 9 dan bulan 11.
Bertahun-tahun mereka mendekam di LP Nusakambangan. Pemerintah memutuskan tanggal 9 November 2008 untuk mengeksekusi ketiganya. Mengapa pemerintah mengeksekusi pada 9 November? Apakah angka 911 memiliki makna dibalik pelaksanaan eksekusi ketiganya?
Sumber:
http://mafiaindonesia.blogspot.com